Sadarkanlah aku dari mimpi
Bangunkan aku dari ilusi
Yang slalu hadirkan
Proyeksi maya
Wajahmu yang terlupa
Aku selami
Delusi yang tak bertepi
Memuja mimpi yang tak pasti
Tak pernah pasti
Anganku pergi
Melangkah ke ujung pelangi
Meninggalkan ku sendiri
dan semua yang terjadi
kita di sini termakan ambisi
(kita di sini termakan abis ambisi)
kita sendiri terhimpit obsesi
(kita sendiri terhimpit keras obsesi)
kita berdiri di bawah nurani
(kita berdiri di bawah hati nurani)
Apa hati kita telah mati?
(Sadarkan)
Sadarkan aku dari segala ilusi
Bangunkan aku dari semua mimpi
(Bangunkan)
yang kerap hadirkan bayang
membuatku tinggi melayang
memaksaku mengingat
kenangan yang mengikat
(Dari mimpi)
maya proyeksi wajahmu membuat anganku
membiru, menipu, merekayasa waktu
(Ilusi)
walau selama ini ku telah begitu yakin
ku sudah melupakanmu
Sadarkan aku dari segala ilusi
Bangunkan aku dari semua mimpi
walau selama ini ku telah begitu yakin
ku sudah melupakanmu
.....................................................
Di Bawah Cahaya
Delusi
Membujukku lagi
Bawakan semua cerita yang
Tak terbantahkan, tak terpikirkan
Saat kurasa, tersesat dalam gelapku
Ilusi,
Membiusku lagi
Tawarkan segala nikmat yang semu
Berlumur dosa, bermandikan dusta
Saat kurasa hasratku semakin membesar
Di bawah cahaya ku melangkah pelan
Semakin tersesat
Selamatkan aku dari diriku
Sendiri semakin terpuruk sepi
Selamatkan aku dari diriku sendiri
Di sini kumenunggumu
Distorsi masa lalu memburuku
Menghasutku lagi,
Anestesi dalam nadiku
Tak tahu siapa diriku lagi
Coba bertahan, coba menahan
Diam di sini, berserah diri
Mungkin inilah namanya tersesat dalam diri
Suara di kepala, tak mau berhenti
Menghasut, menuntut lebih cepat dari mulut
Berucap, berdoa segeralah kau datang
Menyelamatkanku dari diriku sendiri
Membebaskanku dari anganku sendiri
.....................................................
Dua Dunia
Serasa temukan
Dua dunia yang berbeda
Tetapi serupa
Rasa yang kudapatkan
Dalam duniamu kutitipkan nafasku
Di alamnya kutambatkan hasrat
Tak pernah beriku kepastian
Tapi ku tak mampu tinggalkan dirimu
Karna kau telanjur ku tahtakan
Tak mudah bagiku
Melupakan dirinya
Terlebih hianati
Dirimu yang ku cinta
Dia di antara kita
Hadir disaat yang sempurna
Dia dunia yang berbeda
Hampir buatku terlena
Dan engkau meyakinkan aku
Bahwa dirimu hanya untukku
.....................................................
Rahasia Hati
Kuingin kau memilih
tuk jadikan aku
anugerah atau pun kenangan
cinta yang terindah di hidupmu
Tempatkanlah diriku
Jauh di relung hati yang rahasia
Cuma satu yang kuinginkan,
Kau tak
Ingat aku dalam tidurmu
Demi semua yang berlalu
Cuma itu yang kuharapkan,
Mengingat ku tak bisa bersamamu lagi,
Ingat aku di terjagamu
Demi kenangan yang berlalu
Kuinginkan tersesat di dalammu,
Kuingin hilang di hatimu
Kuingin kau memilih
‘tuk jadikan aku
anugerah atau pun kenangan
cinta yang terindah di hidupmu
Tempatkanlah diriku di sana
Jauh di relung hatimu yang rahasia
Untuk selamanya
.....................................................
Tak Seharusnya
Aku ada di persimpangan hati
Bimbang untuk tinggal ataukah pergi
Aku hadapi bayangku sendiri
Kemana arah ku langkahkan kaki
Begitu berat, begitu erat, begitu lekatnya
Perasaanku padamu
Tak mampu kuhentikan, tak sanggup kulepas
Aku mencoba tuk sadarkan diri
Engkau tercipta bukan tuk kumiliki
Mencoba tuk terima takdir ku kini
Tetap mengeja mimpi yang abadi
Aku bagai inginkan
Memeluk mentari
Mungkin rasa ini tak seharusnya
Kutumbuhkan padamu
Yang telah jadi miliknya
Aku bagai inginkan
Memeluk mentari
Mungkin rasa ini tak seharusnya
Kutumbuhkan padamu
Yang telah menjadi
Menjadi miliknya
Jadi miliknya
Aku bagai ciptakan luka ini,
Bagai mengoyak batinku sendiri
.....................................................
Memeluk Bayangmu Lagi
Senja ini takkan pernah berhenti
Menyiksaku dengan segala rindu
Kusadari di malam ini
Tak satu pun bintang yang menemani
Hati ini takkan pernah ingkari
Memelukmu satu yang ku mau
Walau hanya di dalam mimpi
Tak mampu kurengkuh, semakin menjauh
Kuinginkan mimpi
yang tak pernah kuyakini
dapat kumiliki nanti
Ku terbangun dari
sinar sang mentari
bawa kehampaan
Memeluk bayangmu lagi
Semua yang pernah aku lakukan
Tak sejalan dengan yang kuinginkan
Kudambakan melati di sini mewangi sampai ku mati
Sampai ku beranjak pergi
Hitammu Wanita
Diam diam kuhadirkan sapa
Kubingkai indah lenguh senyuman
Untukmu wanita berwangsa malam, bernama kelam
Ikwal pekatmu buatku tercekat
Jauh hariku membalur lekat
Kini sahaja tiada lagi detik penyekat
Coba resapi, makna setiap, tetesan kelam, aksara waktu
Jelaga pun pitam dan cemburu,
letih tak mampu selaras hitammu……hitammu
Dan ternyata kau terima
Diriku dengan tanganmu yang selalu terbuka
Tetap mengeja ruang di jiwaku
Kan berikan senyum laksana bintang
Diatas dunia yang kuberi nama
Kau dan aku
Di atas terjal ubun bukit
Kau berdiri berbaur rinduku
Memanggilmu tak lekang jemu, gaungkan namamu
Wanita bermarga angin
Sempurna kukagumi dingin
Di peluk gigilmu ku rela meregang ingin
Hangat teralas tanah
Makan langkah semu yang terjamah
Melebur jadi satu
Jiwa untukmu
.....................................................
Kau Takdirku
Mereka bilang jarak kan kuatkan kita
Tapi ku tak pernah merasa
lebih kuat dari saat bersamamu
Mereka bilang mendung
Tapi ku tak pernah melihat
Hitam yang lebih menghitam dari malam
Di saat ku bersamamu
Sampai saat ini ku yakin engkaulah takdirku
Sampai kapan pun ku percaya kau jalan hidupku
Sampai sang jiwa
Kau indah tercipta untukku
Mereka bilang badai kan berakhir pasti
Tapi ku tak pernah percaya waktu
Kan sembuhkan luka, karna tanpamu
Aku masih berduka
Bila ku tetap tak bisa bersamamu
sendiri tanpa hadirmu
Sampai saat ini ku yakin engkaulah takdirku
Sampai kapan pun ku percaya kau jalan hidupku
Sampai sang jiwa
Kau indah tercipta untukku
Walau kini kau tlah menjauh dari sisiku
tetap kunyalakan lentera di ruang hatiku
sampai akhirnya kau kembali di sini
kan kuserahkan hidup ku untukmu
.....................................................
Hilang dalam Gelap
Bila nanti aku menghilang dalam gelap
Maukah kau bawakanku indah cahaya
Atas air mata yang pernah kau tawarkan
Maafkan aku
Rasa ini tak iklaskan hatiku
Tinggalkanmu sendiri menanti
Setiap hari semakin menyiksaku
Memaksa rindunya
kembali padamu
Memang raga ini terbawa jauh
Namun hati tetap bersamamu
Sekian waktu semakin menderaku
Dengan pertanyaan
Akankah kembali
Sakiti hatimu mengiris lukainya
Lakukan kesalahan terbesar dalam hidupku
Akankah ku mampu tuk luruskan, jelaskan, terangkan beberkan
agar kau maafkan
Memang ku pergi menjauh dari dirimu
Bukan berarti ku tak akan pernah kembali padamu
Membawa penyesalan ini ke pintu hatimu.
Maafkan aku
Dan bila nanti aku menghilang dalam gelap
Maukah kau bawakanku indah cahaya
Atas air mata yang pernah kau tawarkan
Maafkanlah diriku yang ragukan cinta
Ku hanya ingin pergi tapi pasti kembali
Percayalah jauh ini tak akan abadi
Dan tak kan kubiarkan kau lelah tuk menanti
Aku disini
Mencari jalan tuk kembali
Dan tak ingin berakhir disini
.....................................................
Inersia
Dengan apa kau membawa rasa
Jika di sini tak pernah bercahaya?
Taka da yang bias, tak satu pun
Aku terjerat alir
Tak percaya takdir
Kau tetap mengukuh
Bila Tuhan punya rencana
Di saat pergi tak mampu lagi
buatku berkelana
Tak bisa, ku tak bisa
Bergerakberlawanan arah dengan darah
Lalu kau alihkan cinta,
Namun tak berniat pindahkan luka