Kamis, 28 Juli 2011

Prosa: Hanya Dengan Inisial Pasti Hapal Ini Semua di Luar Akal

          Kita mulai dari agen GT 008. Dia gemar mengoleksi wig sebagai kamuflase. Entah dia itu agen CIA, KGB atau BIN. Atau mungkin awalnya agen minyak oplosan yang beruntung pantatnya selalu basah duduk di dinas pemerintahan dengan slogan “hari ini ga pake malak? apa kata dunia?” Dia juga mengukir prestasi gemilang dari ruang berterali yang remang. Sebagai pemegang rekor trik melepaskan diri terhebat sepanjang masa yang dicatat museum rekor penjara kita. Mungkin dia seorang Ninja, lihai berpindah tempat dengan meledakkan bom asap. Dari Nusa Dua sampai Malaysia, atau dia hanya agen biasa dengan informasi luar biasa yang hanya bisa dibungkam dengan hura-hura walau berstatus narapidana.

          Lanjut ke MD. Dia mungkin dulunya seorang stripper di klab malam yang biasa disawer di belahan dada. Sampai dia dipelihara pejabat kaya dan duduk nyaman diatas paha salah satu bank swasta. Kebiasaan buruk memang susah dihilangkan. Bahkan saat dia sudah menerima upah yang mungkin cukup untuk menghidupi seratus kepala, tetap juga dia butuh saweran hingga payudaranya semakin mengudara di dunia nyata maupun maya. Sampai akhirnya dia kena karmanya, sesuatu yang dibesarkan dengan hal yang buruk pasti punya efek samping yang buruk pula. Tapi lagi-lagi, pasal 34 dipelesetkan menjadi “payudara diatas ukuran minim dan dimiliki orang tenar dipelihara oleh negara”.

          Mohon maaf dengan bahasa saya, bisa kita lanjutkan? Mari kita sekarang tengok si NH. Bapak yang satu ini akhirnya mundur juga. Setelah sekian lama berkelana di dunia perbola sepakan dengan rekan-rekan setali tiga bahkan setriliun uang. Itu semua uang asli bukan uang monopoli. Bedanya uang asli adalah hasil memonopoli kemudian raib, sedangkan uang monopoli, setelah habis bermain, uangnya pasti tetap dimasukkan ke dalam laci. Lihat saja sekarang saldo rekening organisasi tertinggi bola yang mengagungkan slogan “Garuda didadaku” kini tersisa, oh…saya koreksi, kini tak bersisa sedikitpun. Lengkap dengan berkas-berkas pentingnya yang mungkin sudah kawin lari dengan uangnya. Alhasil pengurus baru pusing tujuh puluh keliling Stadion Utama Gelora Bung Karno dibuatnya.

          Nah, yang terbaru, terkini, teraktual dan ter-ter yang lainnya, adalah MN, si pemegang uang partai pemenang. Saya yakin Singapura tak berdusta, MN memang tak ada di sana. Terus ada di mana? Hmmm…saya sarankan anda cek di kolong tempat tidur atau kolong meja anda, mungkin dia ada di sana. Biasanya kalau anjing saya hilang, saya selalu melakukannya. Pasti ketemu, kecuali disembunyikan oleh kerabat dekat atau sahabat anda yang bernaung dibawah satu payung biru besar bersablon “Lantunkan!” Lewat media dia bernyanyi, tentang atasan-atasannya yang berkoalisi mengkambing congekkannya, diiringi Jingle Sari Roti asli produk dalam negeri. “Saya yakin itu ringtone telepon genggam” saya lupa, ini pernyataan siapa. Kalau tidak salah dari seseorang yang menyebut dirinya pakar dan selalu sibuk mencari ketenaran. Selalu muncul saat heboh video dan gambar-gambar mesum. Mungkin kini mengira dirinya ahli nujum.

          Entahlah dengan anda semua, tapi saya selalu miris dengan gaji saya sebagai pegawai rendahan selalu dipotong tiap bulan, namun jalanan semakin hari semakin berlubang. Entah apa pendapat anda, tapi saya selalu khawatir dengan uang saya yang ada di bank walau tak seberapa. Sangat tegang saksikan timnas kesayangan berjuang tapi untung saja kemarin menang, hahaha… Terkadang kesal juga saat tiba-tiba disuruh minggir di jalan raya, sudah dipinggir tapi masih tetap disuruh minggir, minggir kemana lagi bapak-bapak yang terhormat? Minggir ke Hongkong?

          Entahlah, saya lelah, setiap lima tahun sekali saya selalu salah. Mungkin lima tahun lagi kalau saya masih hidup, saya akan menyerah dan  memilih untuk tidak memilih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar