Minggu, 16 Januari 2011

Puisi: Katastrofik Cinta 2



Ku jatuh cinta,
pada seorang seniman bersorot mata terik rembulan
mengikat tubuh polosku dengan karismanya yang memikat
di bawah sinergi sinar redup malam dengan lentikan jarinya
buatku absurd dalam tabu,
terbakar nafsu kala bercumbu di lambatnya waktu

Dinginnya lantai konservatori,
kau hangatkan dengan jilatan janji hati;
bahwa kau kan abadikanku dalam karya imaji,
tempatkan parasku di puncak seni instalasi
yang kau bangun dari tulang tubuhku,
terekat plastisin satukan tangan, kaki dan buah dadaku
untuk wujudkan masterpiece cinta kita,
yang semuanya absurd,
tapi ku takjub atas ketekunanmu menyayat kabut

Senimanku,
segeralah akhiri sentuhan terakhir atas maha karyamu
agar esok kala mata dunia mulai terbuka
yang dilihatnya adalah aku dan tubuh abadiku
sebagai pusat pandang di tengah megah galerimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar